Follow Us @soratemplates

Senin, 19 Februari 2018

Pengabdian


Pengabdian di Desa Kelahiranku
Oleh : Fatimah Nur Hadi
Perkenalkan, namaku adalah Fatimah Nur Hadi. Saat ini aku sedang menjalani masa kuliahku di Universitas Sebelas Maret. Aku sedang menempuh semester lima ku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan bidang Pendidikan Bahasa Inggris.
            Aku selalu menjalani masa kuliahku dengan optimistis dan tantangan yang sangat besar. Aku memiliki harapan yang besar untuk bangsa Indonesia. Dan aku sangat berharap aku bisa bermanfaat bagi orang lain.
            Sejak menjadi mahasiswa baru di Universitas Sebelas Maret, aku mulai mengikuti banyak kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam lingkup fakultas maupun dalam lingkup Universitas. Aku adalah seorang mahasiswi yang sangat suka menyukai banyak kegiatan. Bahkan aku adalah orang yang sangat suka dengan kesibukan dan pekerjaan yang banyak. Mungkin kamu berpikir aku adalah orang aneh, yah..begitulah. Namun, aku adalah orang yang tidak bisa duduk diam ataupun tenang di kosan ataupun di rumah. Bagiku mejadi seorang mahasiswi adalah suatu kebebesan yang jarang sekali kita dapatkan untuk kedua kalinya. Karena ketika kita sudah bekerja maka waktu yang kita punya akan sangat sedikit sekali. Oleh karena itu, aku sangat menghargai waktu-waktuku selama menjadi mahasiswi.
            Aku mengikuti UKM yang membahas tentang dunia kepenulisan seperti; LKTI, Essay, Puisi, Cerpen, dll. Yahh…aku selalu aktif dalam kegiatan organisasi tersebut. Dan aku selalu inspirasi yang banyak dari orang-orang yang pernah aku temui. Bagiku orang lain selalu memiliki pengalamannya yang sangat berharga. Entah itu bagi diri mereka sendiri ataupun untuk orang lain.
            Aku sadar bahwa aku adalah seorang calon guru, dan aku harus mampu memberikan impact yang bermanfaat bagi masyarakat juga. Dan saat itu aku mulai merencanakan bagaimana seharusnya, agar aku bisa bermanfaat bagi banyak orang lain. Aku mulai memikirkan berbagai macam kemungkinan yang ada. Mulai dari membuat les gratis, perpustakaan desa, mengembangkan UMKM desa, dll.
            Hingga pada suatu hari aku menemukan jawaban yang tepat bagi diriku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengadakan program Les Gratis dan Perpustakaan desa. Yahh,, tentu saja aku membutuhkan beberapa personil untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Lalu aku terfikir untuk mengajak kakak-kakakku di desa untuk mengadakan program tersebut. Dan kakakku ternyata juga menyutujui tersebut. Aku bersama dengan 3 saudaraku mulai membangun sebuah perpustakaan di desaku dan mengadakan Les Gratis untuk anak-anak yang tidak mampu di desaku.
            Alasanku melaksanakan program tersebut di desaku adalah karena di desa juga masih banyak anak-anak yang putus sekolah, masyarakat yang butuh huruf, dan anak-anak yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Fikirku pengabdian masyarakat tidaklah harus sampai keluar kota ataupun luar jawa, paling tidak kita bisa mengabdikan diri kita bagi-orang terdekat kita. Dan sudah selayaknya kita mengabdikan diri kita bagi masyarakat-masyarakat di sekitar kita.
            Aku dan kakakku mulai merancang program yang akan kita laksanakan dalam sebulan. Yahh..kami merancangannya sedetail mungkin. Karena aku tahu bahwa pengabdian masyarakat adalah kegiatan yang tidak main-main. Aku mulai membuat beberapa silabus pembelajaran dan merancang aktivitas yang akan dilaksanakan di desa kami.
            Pada hari pertama pembukaan perpustakaan desa (grand opening) pada tanggal 7 Mei 2017, pada satu minggu sebelumnya kami meminjam beberapa buku-buku dari perpustakaan Ganesa yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kami meminjam buku-buku tersebut, dikarenakan tentunya kami belum memiliki dana ataupun donatur yang mendukung program kami. Karena program kami masihlah lah baru dan baru perintisan di desa kami. Namun, aku percaya bahwa suatu hari mungkin akan ada bantuan ataupun donatur yang mau mendukung program kami.
            Meskipun kami meminjam buku-buku tersebut, namun ternyata semangat anak-anak di desa kami untuk belajar sangatlah tinggi. Banyak sekali anak-anak di desa kami yang datang dalam acara Grand Opening tersebut. Dan kami menamakan perpustaakan desa kami dengan nama “Find Public Library”. Yahh…setidaknya kami menamainya dengan arti sebagai “Perpustakaan Umum”
            Perpustakaan tersbut masihlah menggunakan rumah kami sebagai tempat untuk belajar maupun tempat untuk membaca buku. Rumah kami memang tidaklah mewah ataupun berlantai keramik, namun setidaknya ada tempat bagi anak-anak untuk belajar dan membaca buku. Dan untuk sementara kami masih menggunakan halaman depan rumah kami sebagai tempat untuk mengajar anak-anak di desa kami. Kami menggunakan tikar sebagai alasnya ketika program les gratis ataupun program baca sedang dilaksanakan. Dengan fasilitas seadanya pun mereka masih tetap bersemangat untuk menerima pelajaran dari kami. Pada halnya, semua anak selalu memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Dan yang mereka butuhkan hanyalah fasilitas dan pembmbing yang tepat bagi mereka. Dan anak-anak yang tidak mampu juga berhak mendapatkan fasilitas seperti itu.
            Sebenarnya alasanku mendirikan program Les gratis dan perpustakaan di desaku adalah dikarenakan dulunya aku tidaklah bisa untuk ikut Les seperti teman-teman yang lainnya. Yahh…keluargaku memang bukan dari kalangan orang kaya, sehingga aku maklmum jika tidak bisa mengkuti les tersebut seperti teman-temanku yang lainnya. Lalu aku berfikir bahwa aku tidak boleh membiarkan anak-anak didesaku mengalami kejadian ini seperti diriku. Paling tidak mereka bisa mendapatkan fasilitas yang dulunya aku tidak bisa dapatkan. Dan dengan adanya perpustakaan desa, aku berharap bahwa mereka bisa mendapatkan buku-buku bacaan yang menyenangkan bagi mereka untuk mendapatkan ilmu yang mereka inginkan.

            Setelah Grand Opening pada tanggal 7 Mei 2017 telah usai, minggu berikutnya kami memulai untuk melaksanakan program Les Gratis. Yahh..kami menggunakan buku seadanya yang kami punyai, dikarenakan kami masih mencari donatur ataupun bantuan untuk memberikan buku sumbangan ataupun berupa uang untuk dibelikan buku pelajaran.
            Yahh kami bertekad untuk tetap konsisten dalam melaksanakan program-program tersebut. Serta kami yakin bahwa program-program kami pastilah akan memberikan manfaat yang banyak bagi anak-anak di desa kami maupun masyarakat sekitar.
            Di hari-hari berikutnya kami memulai mencari beberapa bantuan ataupun donatur yang mau menyumbangkan buku-buku mereka. Kami berjuang agar program kami tetap terlaksana dengan baik setiap harinya. Dan Alhamdulillah sampai bulan Agustus ini, program kami masih berjalan dengan baik. Bagi kami peran donatur sangatlah penting bagi kami, namun yang paling penting bagi kami adalah bagaimana kita tetap konsisten dengan program-program kami meskipun belum ada fasilitas yang memadai. Hidup adalah suatu perjuangan, dan kita mendapatkan apa yang telah kita perjuangkan.

“Apakah kita tidak merasa hina jika memiliki fisik yang sempurna tetapi tidak bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat kepada sesama?”
(Muhammad Syah Fibrika Ramadhan, Spirit of Life 25 Inspirasi dan Motivasi Penggugah Jiwa, hlm 133)

“Ayo Semangat Mengabdi” J

1 komentar: