Pengabdian di Desa
Kelahiranku
Oleh : Fatimah Nur Hadi
Perkenalkan, namaku adalah Fatimah Nur Hadi. Saat
ini aku sedang menjalani masa kuliahku di Universitas Sebelas Maret. Aku sedang
menempuh semester lima ku di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
dengan bidang Pendidikan Bahasa Inggris.
Aku selalu menjalani masa kuliahku
dengan optimistis dan tantangan yang sangat besar. Aku memiliki harapan yang
besar untuk bangsa Indonesia. Dan aku sangat berharap aku bisa bermanfaat bagi
orang lain.
Sejak menjadi mahasiswa baru di
Universitas Sebelas Maret, aku mulai mengikuti banyak kegiatan di Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) dalam lingkup fakultas maupun dalam lingkup Universitas. Aku
adalah seorang mahasiswi yang sangat suka menyukai banyak kegiatan. Bahkan aku
adalah orang yang sangat suka dengan kesibukan dan pekerjaan yang banyak.
Mungkin kamu berpikir aku adalah orang aneh, yah..begitulah. Namun, aku adalah
orang yang tidak bisa duduk diam ataupun tenang di kosan ataupun di rumah.
Bagiku mejadi seorang mahasiswi adalah suatu kebebesan yang jarang sekali kita
dapatkan untuk kedua kalinya. Karena ketika kita sudah bekerja maka waktu yang
kita punya akan sangat sedikit sekali. Oleh karena itu, aku sangat menghargai
waktu-waktuku selama menjadi mahasiswi.
Aku mengikuti UKM yang membahas
tentang dunia kepenulisan seperti; LKTI, Essay, Puisi, Cerpen, dll. Yahh…aku
selalu aktif dalam kegiatan organisasi tersebut. Dan aku selalu inspirasi yang
banyak dari orang-orang yang pernah aku temui. Bagiku orang lain selalu
memiliki pengalamannya yang sangat berharga. Entah itu bagi diri mereka sendiri
ataupun untuk orang lain.
Aku sadar bahwa aku adalah seorang
calon guru, dan aku harus mampu memberikan impact yang bermanfaat bagi
masyarakat juga. Dan saat itu aku mulai merencanakan bagaimana seharusnya, agar
aku bisa bermanfaat bagi banyak orang lain. Aku mulai memikirkan berbagai macam
kemungkinan yang ada. Mulai dari membuat les gratis, perpustakaan desa,
mengembangkan UMKM desa, dll.
Hingga pada suatu hari aku menemukan
jawaban yang tepat bagi diriku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengadakan
program Les Gratis dan Perpustakaan desa. Yahh,, tentu saja aku membutuhkan
beberapa personil untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Lalu aku terfikir untuk
mengajak kakak-kakakku di desa untuk mengadakan program tersebut. Dan kakakku
ternyata juga menyutujui tersebut. Aku bersama dengan 3 saudaraku mulai
membangun sebuah perpustakaan di desaku dan mengadakan Les Gratis untuk
anak-anak yang tidak mampu di desaku.
Alasanku melaksanakan program
tersebut di desaku adalah karena di desa juga masih banyak anak-anak yang putus
sekolah, masyarakat yang butuh huruf, dan anak-anak yang memiliki tingkat
ekonomi yang rendah. Fikirku pengabdian masyarakat tidaklah harus sampai keluar
kota ataupun luar jawa, paling tidak kita bisa mengabdikan diri kita bagi-orang
terdekat kita. Dan sudah selayaknya kita mengabdikan diri kita bagi
masyarakat-masyarakat di sekitar kita.
Aku dan kakakku mulai merancang
program yang akan kita laksanakan dalam sebulan. Yahh..kami merancangannya
sedetail mungkin. Karena aku tahu bahwa pengabdian masyarakat adalah kegiatan
yang tidak main-main. Aku mulai membuat beberapa silabus pembelajaran dan
merancang aktivitas yang akan dilaksanakan di desa kami.
Pada hari pertama pembukaan
perpustakaan desa (grand opening) pada tanggal 7 Mei 2017, pada satu minggu
sebelumnya kami meminjam beberapa buku-buku dari perpustakaan Ganesa yang
berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Kami meminjam buku-buku tersebut,
dikarenakan tentunya kami belum memiliki dana ataupun donatur yang mendukung
program kami. Karena program kami masihlah lah baru dan baru perintisan di desa
kami. Namun, aku percaya bahwa suatu hari mungkin akan ada bantuan ataupun
donatur yang mau mendukung program kami.
Meskipun kami meminjam buku-buku
tersebut, namun ternyata semangat anak-anak di desa kami untuk belajar
sangatlah tinggi. Banyak sekali anak-anak di desa kami yang datang dalam acara
Grand Opening tersebut. Dan kami menamakan perpustaakan desa kami dengan nama
“Find Public Library”. Yahh…setidaknya kami menamainya dengan arti sebagai
“Perpustakaan Umum”
Perpustakaan tersbut masihlah
menggunakan rumah kami sebagai tempat untuk belajar maupun tempat untuk membaca
buku. Rumah kami memang tidaklah mewah ataupun berlantai keramik, namun
setidaknya ada tempat bagi anak-anak untuk belajar dan membaca buku. Dan untuk
sementara kami masih menggunakan halaman depan rumah kami sebagai tempat untuk
mengajar anak-anak di desa kami. Kami menggunakan tikar sebagai alasnya ketika
program les gratis ataupun program baca sedang dilaksanakan. Dengan fasilitas
seadanya pun mereka masih tetap bersemangat untuk menerima pelajaran dari kami.
Pada halnya, semua anak selalu memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut
ilmu. Dan yang mereka butuhkan hanyalah fasilitas dan pembmbing yang tepat bagi
mereka. Dan anak-anak yang tidak mampu juga berhak mendapatkan fasilitas
seperti itu.
Sebenarnya alasanku mendirikan
program Les gratis dan perpustakaan di desaku adalah dikarenakan dulunya aku
tidaklah bisa untuk ikut Les seperti teman-teman yang lainnya. Yahh…keluargaku
memang bukan dari kalangan orang kaya, sehingga aku maklmum jika tidak bisa
mengkuti les tersebut seperti teman-temanku yang lainnya. Lalu aku berfikir
bahwa aku tidak boleh membiarkan anak-anak didesaku mengalami kejadian ini
seperti diriku. Paling tidak mereka bisa mendapatkan fasilitas yang dulunya aku
tidak bisa dapatkan. Dan dengan adanya perpustakaan desa, aku berharap bahwa
mereka bisa mendapatkan buku-buku bacaan yang menyenangkan bagi mereka untuk
mendapatkan ilmu yang mereka inginkan.
Setelah Grand Opening pada tanggal 7
Mei 2017 telah usai, minggu berikutnya kami memulai untuk melaksanakan program
Les Gratis. Yahh..kami menggunakan buku seadanya yang kami punyai, dikarenakan
kami masih mencari donatur ataupun bantuan untuk memberikan buku sumbangan
ataupun berupa uang untuk dibelikan buku pelajaran.
Yahh kami bertekad untuk tetap
konsisten dalam melaksanakan program-program tersebut. Serta kami yakin bahwa
program-program kami pastilah akan memberikan manfaat yang banyak bagi
anak-anak di desa kami maupun masyarakat sekitar.
Di hari-hari berikutnya kami memulai
mencari beberapa bantuan ataupun donatur yang mau menyumbangkan buku-buku
mereka. Kami berjuang agar program kami tetap terlaksana dengan baik setiap
harinya. Dan Alhamdulillah sampai bulan Agustus ini, program kami masih
berjalan dengan baik. Bagi kami peran donatur sangatlah penting bagi kami,
namun yang paling penting bagi kami adalah bagaimana kita tetap konsisten
dengan program-program kami meskipun belum ada fasilitas yang memadai. Hidup
adalah suatu perjuangan, dan kita mendapatkan apa yang telah kita perjuangkan.
“Apakah
kita tidak merasa hina jika memiliki fisik yang sempurna tetapi tidak bisa
memberikan kontribusi yang bermanfaat kepada sesama?”
(Muhammad
Syah Fibrika Ramadhan, Spirit of Life 25 Inspirasi dan Motivasi Penggugah Jiwa,
hlm 133)
“Ayo
Semangat Mengabdi” J
nice post :)
BalasHapus